Senin, 23 November 2009

KOTA KEBUMENKU

KEBUMEN - Rencana Pemkab Kebumen merelokasi Pedagang Kaki Lima (PKL) di sepanjang Jalan Mayjen Sutoyo, Kebumen, mendapat reaksi keras dari PKL yang biasa mangkal di alun-alun. Mereka menolak direlokasi ke tempat yang baru. Mereka tetap memilih berjualan di seputar Alun-alun Kebumen.
Ketua Paguyuban PKL Alun-alun Kebumen, Mujahir mengatakan, para pedagang tetap akan mempertahankan tetap bisa berjualan di seputar Alun-alun Kebumen. "Apa pun alasan dari Pemkab Kebumen. Kami tetap ingin berjualan di Alun-alun Kebumen, " kata Muhajir, Jumat (19/11).
Muhajir menjelaskan, alasan penolakan pindah ke tempat baru karena hasil kesepakatan awal antara DPRD, Pemkab dan PKL mengenai penataan alun-alun.
Desaian awal penataan awal tetap memfasilitasi PKL.
"Namun kenapa Pemkab sekarang berubah pikiran untuk membebaskan alunalun dari PKL," jelasnya. Penolakan PKL Alun-alun Kebumen direlokasi ke Jalan Mayjend Sutoyo ini juga mendapat dukungan dari DPRD Kabupaten Kebumen, Miftahul Ulum.
Dukung
Anggota Fraksi PKB ini menyatakan sepakat dan mendukung PKL. "Saya mendukung PKL. Sejak awal penataan alun-alun untuk penata PKL. Namun kenapa sekarang telah jadi PKL dilarang mangkal di alun-alun," ujarnya.
Asisten II Setda Kebumen drh Djatmiko mengatakan, salah satu upaya penataan kota adalah dengan menata PKL.
Penataan PKL bukan untuk mengusur namun untuk memberikan kepastian usaha bagi para PLK dan memberdayakan ekonomi masyarakat. Di samping itu juga untuk meningkatkan daya tarik citra kota. "Dengan adanya pusat jajan maka akan menjadikan Kebumen lebih ramai," katanya. Sementara itu, Kepala Dinas Perindagkop Kabupaten Kebumen Azam Fatoni SH menyatakan sebagai bentuk fasilitasi Pemkab bagi PKL di Jalan Mayjend Sutoyo, pihaknya telah menyerahkan bantuan 40 gerobak bagi PKL, tenda serta fasilitas bebas tagihan listrik, air dan retribusi sampai dengan 31 Desember 2009. Bantuan sejumlah gerobak dan tenda tersebut merupakan bantuan dari Menteri Perdagangan, Menteri Perindustrian, Bank Jateng dan PT HM Sampoerna. Kt6/ad

Senin, 16 November 2009

Mengawali bisnis

Buat semua teman-teman bloggers mau berbagi sedikit catatan bisnis counter handphone.

Mengawali bisnis counter handphone+ Cuci Foto Murah setidaknya membutuhkan modal awal Rp 15 jta'an. Itu sudah termasuk biaya sewa tempat. Modal ini digunakan untuk membeli satu unit PC, printer dan piranti koneksi ponsel.

Memang tidak mudah menjalankan usaha dibidang ini tapi menurut kami bermodal kemauan dan mencoba sukses kuncinya cukup mudah,modalnya ulet rajin tekun yang Jelas mau berusaha.

"BERAKIT-RAKIT KE HULU BERENANG-RENANG KETEPIAN"
yang artinya semua pasti udah tauu...

Carilah tempat sestrategis mungkin karena gak bisa dipungkiri usaha seperti ini sudah menjamur dimana-mana disetiap sudut gang dah ada,carilah tempat yang dimana banyak warga mungkin juga dekat perumahan atau kontrakan-kontrakan.

Kalau sudah dapat tempat kita bisa bernegoisasi kita mungkin minta per 3 bulan atau setengah taun,kita jangan gegabah itu cuma buat mengantisipasi keada'an yang ga' memungkinkan namanya juga belajar berwirausaha.

Berikut uraiannya :
*sewa tempat untuk per setengah tahun=Rp 3.000.000,-
*satu unit etalase ukuran 1.5 m x 40 cm=Rp 800.000,-
*aksesories voucher dan elektrik=Rp4.500.000,-
*1 unit PC rakitan Pentium 4 + Monitor = Rp 4. 000. 000,-
*1 unit Printer warna kualitas sedang = Rp 1. 500. 000,-
*1 meja komputer plus kursi = Rp 300. 000,-1 meja komputer plus kursi = Rp 300. 000,-
* Piranti koneksi ( Bluetooth, infrared, kabel data ) = Rp 400. 000,-
* Tinta printer = Rp 300. 000,-
* Kertas foto = Rp 500. 000,-
* Lain – lain =Rp 100.000,-
—————————
Rp 15.000. 000,-

kami sudah merasakan hasilnya...
semoga bisa menjadi sumber inspirasi.


NB:yang lebih asyik lagii tinngal beli modem udah dehc setiap mata melek bisa online facebook blogging..^_^